Disaat Relung Hatiku Hancur
Pagi yang cerah itu tak secerah direlung sukmaku.Hatiku hancur dan sukmaku teriris sungguh sangat pedih.Pertemuanku dengannya serasa sangat singkat.Bahkan aku merasa waktu diputar 2x lebih cepat.Aku tak tahu apa yang ku rasakan saat itu.Baru beberapa jam ku melihatnya tapi serasa bertahun-tahun ku menganalnya.Perasaan yang aneh itu tiba-tiba hinggap dilubuk hatiku yag terdalam.Dalam hati aku bertanya “Haruskah dia pergi secepat itu?”.Aku sangat takut dan mungkin aku tak sanggup dia meninggalkanku secepat ini.Saat parasnya menatapku dengan lembut dan sejuta kata yang membisu.Aku tak kuasa dan aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.
Aku ingin menangis karena batinku tak kuat lagi tuk menatapnya.Tapi,haruskah ku menangis?,Haruskah aku sadar bahwa ia bukan milikku ??.Tapi,mengapa ini harus terjadi......Mungkin dengan perpisahan inilah kau yakinkan ku.Ya Robbi... bahwa semua yang kuinginkan tak selamanya bisa tercapai dan semua hasrat yang jiwa inginkan tak selamnya kann terjadi dan semua itu bersifat FANA.Dikala angin menampar raut wajahku dengan kasar,seolah aku tersadarkan pada sebuah kenyataan yang pahit bahwa pertemuanku dengannya adalah pertemuan yang termanis,pertama dan yang terakhir serta perpisahan yang terpahit dalam hidupku.
0 komentar:
Posting Komentar